PROTOKOL24- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengungkapkan kenaikan jumlah kasus kekerasan seksual selama pandemi Covid-19.
Nadiem Makarim membeberkan data kasus kekerasan seksual terhadap perempuan sebanyak 2.500 kasus. Itu terjadi sepanjang Januari hingga Juli 2021.
Mendikbudristek Nadiem Makarim mengungkapkan data mengejutkan, betapa tidak jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan pada 2021 ini telah melampaui jumlah kasus pada tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 2.400 kasus pada 2020.
"Data menunjukkan kerentanan perempuan mengalami kekerasan seksual, juga adanya peningkatan kasus kekerasan terhadap perempuan sepanjang Januari hingga Juli 2021," kata Nadiem Makarim, seperti dikutip PROTOKOL24 dari Antara, Minggu, 12 Desember 2021.
Baca Juga: Ketua DPD RI Minta Pemerintah Evaluasi Pendidikan dan Selektif Keluarkan Perizinan Lembaga
Menurut Nadiem Makarim, peningkatan jumlah kasus kekerasan seksual dipengaruhi oleh krisis pandemi yang belum juga berakhir.
"Ini belum apa-apanya. Ini juga baru fenomena gunung es, belum lagi jumlah yang tidak dilaporkan, berlipat ganda juga," tuturnya.
Baca Juga: Update Erupsi Semeru, 46 Korban Meninggal Dunia dan 9.118 Jiwa Mengungsi
Untuk itu, Kemendikbudristek tengah menyusun dan mengesahkan Permendikbudristek tentang pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi.
Lahirnya Permendikbudristek tentang pencegahan dan penanganan kekerasan seksual diyakini sebagai solusi untuk melakukan pemberantasan tiga dosa besar pendidikan.
"Permendikbudristek PPKS mendorong warga kampus untuk berkolaborasi dalam memberikan edukasi tentang kekerasan seksual, menangani kekerasan seksual, menangani kasus kekerasan seksual yang difasilitasi satgas kampus dan pimpinan perguruan tinggi," ungkapnya.
Baca Juga: Menag Perintahkan Investigasi Menyeluruh Madrasah dan Pesantren, Tindakan Asusila Harus Disikat
Nadiem Makarim menegaskan kekerasan seksual memiliki dampak jangka panjang. Selain itu, kekerasan seksual juga mempengaruhi masa depan perempuan, khususnya di kalangan pelajar dan mahasiswa.
Padahal, lanjut Nadiem Makarim, perempuan memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa dan negara. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya tokoh perempuan pejuang kemerdekaan dan pejuang pendidikan yang namanya ditorehkan dalam tinta sejarah.
Artikel Terkait
Kemendikbudristek Lakukan Cara ini Cegah Klaster Sekolah Terjadi
SMPN 3 Jatibarang Peringati HUT 50 Tahun KORPRI, Jadi Semangat Bangkit dari Pandemi
Disdik Jawa Barat Keluarkan Aturan Kegiatan Pendidikan Selama Nataru, Ini Lima Aturannya
Kabar Gembira! Google Siapkan Beasiswa 2 Juta Dollar Untuk Kembangkan IT di Indonesia Melalui Coursera
Kuota Internet Kemendikbud Mulai Disalurkan 11 Desember, Bisa Hangus Jika Tidak Digunakan